Senin, 29 November 2021

Motivasi Diri

 💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦


*#Pengingat Diri_03*


Motivasi Diri


Sadarlah wahai pemuda

Di tanganmu harapan bangsa

Semangatlah untuk berkarya

Jadikan bumi makmur sejahtera


Motivasi di dalam diri

Harus kau bangun sendiri

Dari dasar hati

Hanya mengharap ridha Ilahi


Pantang menyerah

Tak kenal lelah

Hilangkan semua gundah dan resah

Sandarkan diri kepada Allah


Rasulullah jadi teladan

Al-Qur'an jadi pedoman

Solusi semua persoalan

Hilangkan semua hambatan


Hidupkan motivasi diri 

Dengan ilmu dan amal sejati

Kuatkan iman di dalam hati

Jagalah selalu sampai mati


Mendapat rahmat dan ampunan Ilahi

Bertemu Allah dan diridhai

Itulah kesuksesan sejati

Bagi insan yang mengerti



💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦

Minggu, 28 November 2021

Wasiat Nasehat

 

Antologi 2 Siti Jamilah dkk


Wasiat Nasehat

( Antologi 2_Jejak Pena Pengembara Aksara_Faksi ) 

Oleh : Siti Jamilah



Namaku Sarah siswi kelas 3 SMP. Sekitar tahun 1992 menjelang kelulusan SMP, sekolah mengadakan acara piknik ke Loksado. Salah satu tempat wisata di kota Kandangan, Kalimantan Selatan. Kami seluruh siswa kelas 3 SMP menyambut dengan sangat gembira. 


Saat itu jalanan menuju Loksado dari kota Kandangan tidak sepenuhnya dapat ditempuh dengan kendaraan. Kami naik mobil pick up menuju lokasi. Mobil hanya bisa mengantar di tempat yang masih berjarak sekitar 7 km ke lokasi wisata Loksado. Dari sini kami harus berjalan kaki menuju lokasi. 


Jalanan setapak masih berupa batu cadas kadang mendaki, menurun, bahkan beberapa kali kami harus melewati sungai kecil. Kanan kiri jalan berupa hutan rindang yang masih perawan. Sesekali kami melihat kawanan monyet melintas di jalan tersebut. Jalanan yang cukup menanjak mengharuskan kami masing-masing mencari tongkat untuk pegangan. 


Rombongan kami sekitar 40 orang siswa kelas 3 dan 10 orang siswa pengurus OSIS juga ikut piknik bersama kami. Kami didampingi Pak Radi, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mengajar mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila), sekarang berubah jadi PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) . Beliau adalah guru yang sangat baik, akrab dengan siswa dan sangat penyabar. Kami sangat senang didampingi beliau. 


Kami hanya membawa bekal secukupnya saja. Aku membawa tas ransel berisi beberapa potong pakaian dan sedikit cemilan. Ternyata cukup berat juga tas ransel yang kubawa. Aku memakai celana jeans biru, kaos dan jaket. Rambutku yang panjang dan lurus kukepang satu. Saat rombongan kami akan berangkat menuju lokasi, tiba-tiba adik kelasku yang bernama Hadi menawarkan untuk membawakan tas ranselku. Hadi adalah ketua OSIS di sekolah kami. Hadi duduk di kelas 2 SMP. Aku menolak untuk dibawakan tasku. 


Awalnya kami semua selalu jalan bersama-sama, namun akhirnya jadi terpisah menjadi beberapa kelompok. Karena ada yang jalannya cepat, ada kadang harus berhenti untuk istirahat sebentar karena kelelahan. Selama perjalanan Hadi tidak pernah jauh dariku, dia selalu bersama kelompok kami. Sebentar-sebentar Hadi selalu memohon untuk membawakan tas ranselku. Lama-lama cukup capek juga kurasa membawa tas ransel yang cukup berat, akhirnya aku terima tawaran Hadi untuk membawakan tas ranselku. 


Setelah berjalan sekitar 3 jam akhirnya kami sampai di lokasi. Untuk sampai ke pondok penginapan harus melewati jembatan gantung yang mengalir sungai jernih di bawahnya. Air sungai yang jernih dan dangkal dihiasi batu-batu besar mengalir cukup deras. Di sungai ini disediakan lanting (bambu yang dirakit, sebagai sarana transportasi air) untuk wisata di aliran air yang menyerupai arung jeram. 


Pondok-pondok penginapan berada di tepi sungai. Di sekitar pondok-pondok penginapan berjejer pohon-pohon bambu. Daun-daun bambu yang mengalunkan gemerisik syahdu tertiup hembusan angin. Suara arus air yang deras menyuguhkan suasana khas yang menenangkan jiwa. Angin sejuk pegunungan cukup membuat kami harus mengancing jaket dengan rapat. 


Kami menempati dua pondok besar. Satu untuk anak-anak perempuan dan satunya untuk anak-anak laki-laki. Selama 2 malam kami menginap di sana, makanan kami masak sendiri. Nasi panas ditemani ikan asin dan mie instan sangat nikmat rasanya. 


Pagi-pagi sekali kami jalan kaki lagi sekitar 3 km menuju air terjun Haratai. Lokasinya lebih sulit lagi dijangkau, namun kami tetap semangat untuk melihat keindahan air terjun. Jalan setapak yang lebih terjal, melewati sungai dengan bebatuan besar licin. Kesulitan perjalanan terbayarkan dengan indahnya air terjun yang kami saksikan. Kami berfoto-foto dan ada juga beberapa teman yang nyebur ke air. Setelah puas bermain kami kembali ke pondok. 


Malamnya kami berkumpul mengelilingi api unggun sambil bakar-bakar jagung. Jagung yang kami beli dari hasil panen penduduk setempat. Jagung bakar terasa manis dan segar sangat nikmat kami santap dengan kopi hangat. Beberapa teman menyanyi diiringi gitar menambah susana semakin menyenangkan. 


Pesan kesan dari teman-teman satu persatu mengutarakan dengan penuh haru. Pesan Pak Radi sampai saat ini tak pernah kulupakan, "Anak-anak belajarlah dengan tekun untuk mencapai cita-cita kalian, jangan dulu pacar-pacaran karena akan mengganggu konsentrasi belajar kalian." Bagiku nasehat guru merupakan wasiat yang sangat penting dan wajib dilaksanakan. 


Pesan Pak Radi sebenarnya sudah pernah beberapa kali beliau sampaikan saat mengajar di kelas. Dan aku selalu mengingat dan mematuhi pesan beliau. Pernah beberapa orang teman dan kakak kelasku mengirim surat cinta dan mengajak pacaran, namun semuanya kutolak dengan alasan mau fokus belajar.


Akhirnya tibalah waktunya kami berkemas-kemas untuk pulang. Kembali kami harus berjalan kaki sekitar 7 km. Untuk jalan pulang ini kami melewati jalan yang berbeda. Di perjalanan kami bertemu beberapa suku Dayak yang tinggal di rumah panggung yang khas. Masih ada beberapa sesepuh suku Dayak yang daun telinganya memanjang karena dikasih anting yang semakin banyak sesuai usia mereka.


Saat perjalan pulang ini, Hadi masih saja menawarkan membawakan tas ranselku. Dia selalu saja berjalan tak jauh dariku. Awalnya aku tidak berpikiran apapun karena dia adik kelasku. Selama perjalan pulang ada yang berbeda dari sikapnya. Dia banyak bertanya, tentang rencana aku akan lanjut SMA di mana. Tanya tentang alamat, hobi dan lainnya. Aku jawab saja saat itu tanpa curiga. Saat dia menanyakan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Deg, dadaku berdegup kencang, aku sangat kaget dengan pertanyaan ini. Karena sudah beberapa teman cowok jika menanyakan hal ini ujung-ujungnya menyatakan cinta. Aku jadi salah tingkah dibuatnya. Aku jawab dengan jujur, aku tidak punya pacar karena memang tidak mau pacaran. Aku mau fokus belajar, pacaran bagiku akan mengganggu belajarku. 


Memang tak dapat dipungkiri, Hadi adalah cowok ganteng dan pintar serta kiprahnya menjadi ketua OSIS menjadikan Hadi idola cewek-cewek. Namun prinsipku yang kuat untuk tidak pacaran, membuat hatiku tetap kututup untuk cinta. 


Tibalah hari perpisahan. Aku naik ke panggung menerima penghargaan NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi. Setelah aku turun dari panggung tiba-tiba Hadi menghampiriku dan memberiku sebuah kado indah dengan pita merah muda dan hiasan bunga mawar merah. 


"Selamat ya atas prestasinya, semoga sukses selalu, " ucap Hadi. "Iiiiya, terima kasih kamu juga semoga sukses ya, " kujawab dengan gugup sambil berlalu meninggalkannya. Mukaku bersemu merah karena malu, semua orang memandang kami. Terdengar suara cuitan teman-teman yang meneriaki kami. 


Sepulang sekolah aku langsung membuka kado dari Hadi. Isinya berupa lukisan gunung Loksado.


Setelah itu aku disibukkan untuk daftar di SMA terbaik di kota Kandangan. Dengan NEM yang kuraih aku dimudahkan masuk ke SMA impianku. 


Di SMA aku mempunyai guru favorit, Bu Ayu guru Kimia. Bu Ayu dengan jilbab lebarnya dan selalu memakai kaos kaki terlihat berbeda dengan guru-guru lainnya. Bu Ayu sangat ramah dan perhatian kepadaku. Terlebih ketika beberapa kali aku mendapat nilai 100 untuk ulangan Kimia. semakin hari aku semakin akrab dengan Bu Ayu. Aku dan beberapa teman sering mampir ke rumahnya yang tidak jauh dari sekolah. 


Aku dan 3 orang temanku lainnya diajak Bu Ayu untuk belajar mengaji dengannya. Kami sangat senang. Setiap hari Ahad kami datang ke rumahnya untuk belajar Al-Qur’an. Bu Ayu juga menjelaskan tafsir beberapa ayat Al-Qur’an. Sampai pada Surah Al-Ahzab ayat 59, 

“ Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Berdasarkan ayat ini dijelaskan bahwa perintah berjilbab bagi kaum wanita hukumnya adalah wajib. Sejak itu aku pun memakai jilbab. 


Kami juga mendapatkan penjelasan tentang haramnya pacaran karena termasuk mendekati zina, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an  berikut ini :

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah  perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk,” (QS. Al – Isra, 17 : 32)


Dengan mengikuti pengajian yang dibimbing oleh Bu Ayu banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan khususnya tentang agama Islam. Sekarang wasiat nasehat tentang tidak boleh pacaran bukan hanya karena nasehat Pak Radi. Tapi aku menjauhi pacaran karena Allah SWT melarangnya.


Alhamdulillah aku berhasil melewati masa-masa sekolah SMA hingga kuliah sama sekali tidak pernah pacaran. Tapi aku langsung dikaruniai suami yang baik dan sholeh dari Allah SWT tanpa proses pacaran. Dan kami hidup sangat bahagia dengan 3 orang putra putri yang menyenangkan hati.



Antologi_2

Editor Bu Maesaroh


Menulis Untuk Beramal

Buku Antologi 1 Siti Jamilah dkk

Menulis Untuk Beramal

( Antologi 1_Gairah Literasi Negeriku)

Oleh : Siti Jamilah


Sejak pandemi covid 19 ini saya mulai ditemukan dengan pelatihan-pelatihan online di penjuru Indonesia. Berbagai materi pelatihan saya ikuti. Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT banyak ilmu bermanfaat yang saya dapat. Inilah salah satu hikmah positif dari pandemi yang kebanyakan dipandang buruk dan merugikan oleh sebagian orang. Saya selalu berusaha mencari hikmah positif dalam setiap taqdir Allah SWT. Dan saya selalu berprasangka baik kepada-Nya. 

Diantara hikmah baiknya saya mendapatkan ilmu tentang kepenulisan. Sebelumnya saya tidak pernah terpikirkan untuk bisa menjadi penulis. Latar belakang pendidikan saya S1 Teknik Kimia, berkutat dengan ilmu tentang perancangan  pabrik kimia, sama sekali jauh dari ilmu penulisan. 

Perjalanan taqdir membawa saya menjadi dosen Teknik Kimia di Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang sejak tahun 2001 sampai 2003. Kemudian saya beralih menjadi guru Kimia di SMA Islam Terpadu Yabis Bontang. Di tahun 2012 saya mengikuti sertifikasi guru Biologi. Dan sampai sekarang jadilah saya guru Biologi di sekolah tersebut. Sekarang dapat membuat tulisan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi saya, dunia kepenulisan ini benar-benar baru bagi saya.

Saya sangat senang belajar ilmu-ilmu baru. Termasuk tentang menulis ini juga sangat saya minati. Beginilah awal saya bertemu dengan dunia kepenulisan. 

Pertama kali saya menulis di blog, 14 Juni 2021. Pada suatu pelatihan membuat blog dan motivasi menulis dengan narasumber Pak Brian Prasetyawan tentang blog dan Bu Aam Nurhasanah juara 1 blogger Nasional PGRI tentang motivasi menulis. Bu Aam Nurhasanah sudah menulis banyak buku. Dari pelatihan tersebut saya langsung praktek membuat blog dan memuat tulisan pertama saya. 

Flyer Pelatihan Dari Blogger Menjadi Buku

Dari motivasi Bu Aam Nurhasanah saya sangat terinspirasi, "Tulislah apa saja yang bermanfaat, misalnya saat menunggu anak sekolah, isilah waktu dengan menulis. "Dari sini selanjutnya saya berusaha menulis apa saja yang menjadi inspirasi. 

Flyer Bedah Buku Baomong Karya Pak Yolis


Dari acara bedah buku Pak Yolis, saya juga menemukan kiat penting dalam menulis. Beliau mengatakan, "Tulislah dari hati agar sampai ke hati. "Pesan yang kita sampaikan melalui tulisan dapat diterima dengan mudah oleh pembacanya jika tulisan kita tuangkan dari hati kita yang tulus dan dengan yang niat baik. 


Tulisan pertama saya di blog berjudul " Hidup Mulia atau Mati Sahid". Kemudian saya share di grup komunitas pelatihan tersebut. Alhamdulillah ada beberapa yang komentar positif dan menyemangati. Namun ada juga yang mengkritik terkait tata bahasanya. Ada komentar salah satu teman yang memotivasi saya Ibu Christma Juwita Nainggolan , "Tetaplah semangat menulis, jangan pedulikan komentar negatif, ambil sisi positifnya saja, jangan terpengaruh sehingga menghentikan menulis."


Kesadaran bahwa saya sangat awam dalam penulisan. Sejak itu saya mencoba mengikuti beberapa pelatihan menulis dengan berbagai sumber. Ada salah satu pelatihan yang memunculkan percaya diri saya untuk menulis. Beliau adalah Bu Lilis Sutikno, penulis dari NTT. Materi yang beliau sampaikan, "Menulis Semudah Ceplok Telor". Menurut beliau tulislah apa pun, jangan pedulikan dulu aturan, ejaan dan lainnya. Menulis saja dulu sebanyak-banyaknya. 

Flyer Pelatihan Menulis Semudah Ceplok Telor

Keinginan menulis semakin besar karena saya ingin meninggalkan karya yang kelak bermanfaat dan berharap menjadi amal jariyah. Walaupun sudah tidak bisa berkarya dan beramal sholeh di alam sana, tetapi harapan terbesar saya Allah SWT meridhoi apa yang saya tulis sehingga tercatat sebagai amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. 

Alhamdulillah dari berbagai penulis tersebut saya semakin semangat menulis hingga saat ini. Tanpa terasa blog saya juga sudah banyak tulisan. Artikel, puisi, cerita, dan lainnya. 

Komunitas di mana kita bergaul juga sangat mempengaruhi saya untuk semangat menulis. Diantaranya komunitas Sagusapop yang Foundernya adalah Kang Asep. Di komunitas ini juga kami selalu dimotivasi untuk menulis di blog bersama, dan dijadikan buku antologi. InsyaaAllah akan segera terbit Antologi 1 Komunitas Sagusapop. 

Program mengaji Ba'da Subuh OZN21 (Orang Tua Zaman Now Abadi 21) Foundernya juga Kang Asep. Beliau sangat menginspirasi dan memotivasi kami untuk selalu menulis materi, kesan, pesan dan hal apa pun yang kami dapat dari ngaji Ba'da Subuh setiap harinya dan juga dari kajian IT. 

Materi kajian Ba'da Subuh meliputi tilawah, tafsir Al-Qur'an, podcast Hadits, bahasa Arab dan motivasi dan lainnya. Selalu menghadirkan inspirasi-inspirasi yang tidak pernah habis untuk dituliskan. Begitu kajian IT menyajikan berbagai ilmu yang dapat dijadikan bahan tulisan.


Dari beberapa tulisan di blog saya, ada beberapa yang akan diterbitkan menjadi antologi. Salah satu komunitas yang saya ikuti adalah program buku solo penulisan novel. InsyaAllah saya juga akan mencobanya untuk menyelesaikan novel solo. Termasuk kesempatan penulisan antologi dengan tema Ghirah Menulis ini saya sangat tertarik ikut bergabung untuk terus memperkaya karya saya. 


Harapan saya di masa depan saya selalu produktif menulis karya yang bermanfaat bagi sesama. Ada keinginan kelak dapat menulis buku solo tentang pelajaran Biologi  SMA, puisi, artikel, cerpen, novel dan lain-lain. Semoga nantinya saya dapat  menularkan semangat menulis ini kepada semua orang,  berbagi inspirasi dan motivasi. Serta semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang diridhoi-Nya dan kelak menjadi amal jariyah, Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.

Iman

 💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦


#Pengingat Diri_02


Iman


Percaya tanpa ragu

Kuat bagaikan batu

Keyakinan di dalam hati

Menembus sanubari


Modal utama kuatkan diri

Meniti jalan ridho Ilahi

Jalan terjal mudah dilalui

Dengan iman selalu di hati


Godaan datang bertubi-tubi

Bisikan setan selalu mengiringi

Iman yang kuat akan membentengi

Agar diri tak dipengaruhi


Kuatkan iman dengan ilmu

Kuatkan iman dengan amal

Agar iman selalu terpatri

Kokoh dan kuat sepanjang hari


Indahnya dunia tak dihiraukannya

Kesenangan fana tiada didamba

Akhirat jadi prioritas hidupnya

Hanya ridho Allah tujuannya


Siti Jamilah

Bontang, 26 September 2021

11.12 Wita


💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦

Maksiat

 


💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦


*#Pengingat Diri_01*          


                 Maksiat


Mematikan cahaya hati

Sehingga ilmu tak dapat dimiliki

Mendatangkan kegelisahan

Menghilangkan ketenangan


Kehidupan dipersulit

Menimbulkan banyak penyakit

Terasa berat berbuat taat

Membuat hidup tidak manfaat


Melahirkan kehinaan

Menyebabkan kerusakan

Menghilangkan kenikmatan 

Akibat maksiat diperturutkan


Maksiat merusak akal pikiran

Menghilangkan kecerdasan

Menyebabkan kerasnya hati

Menghilangkan akal budi


Maksiat mendatangkan bencana

Laknat Allah dan Rasul-Nya

Jadilah setan menguasainya

Malaikat menjauhinya


Hilang keberkahan dalam hidupnya

Melenyapkan kebaikannya

Segeralah taubat kembali pada-Nya

Sebelum ajal menemuinya


Siti Jamilah

Bontang, 23 September 2021

23.49 Wita


💦❤️💦❤️💦❤️💦❤️💦

7 Kebiasaan Belajar yang Membuat Einstein Jadi Genius, Bisa Ditiru Nih!

 7 Kebiasaan Belajar yang Membuat Einstein Jadi Genius, Bisa Ditiru Nih!


Fahri Zulfikar - detikEdu

Rabu, 24 Nov 2021 18:30 WIB

Foto: Altervista


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5825500/7-kebiasaan-belajar-yang-membuat-einstein-jadi-genius-bisa-ditiru-nih



Orang genius biasanya memiliki kebiasaan yang tidak umum atau terbilang unik, termasuk kebiasaan belajar yang dimiliki oleh Albert Einstein.

Sebagai fisikawan dan ilmuwan yang meneliti banyak teori, Einstein bisa menyeimbangkan belajar dengan kehidupannya dengan kebiasaan yang tepat.


Lantas apa saja kebiasaan belajar yang dilakukan Einstein? berikut rangkumannya dikutip dari Lifehack.org.


7 Kebiasaan Belajar Einstein:


1. Selalu Penasaran dan Bertanya Segala Hal


Einstein pernah mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang yang punya bakat khusus, melainkan orang yang sangat penasaran. Ketika diajarkan sesuatu atau belajar tentang berbagai hal, yang dilakukan pertama adalah jangan menerima sebagai fakta atau menyimpulkan dengan cara yang sama.


Sebaliknya, selidiki dengan sungguh-sungguh dan pertanyakan mengapa fakta itu bisa muncul. Jika seseorang menerima segala sesuatu tanpa menyelidiki maka orang itu tidak pernah benar-benar belajar.


2. Biarkan Pikiran Mengembara


Einstein menyadari bahwa beberapa pemikiran terbaiknya dilakukan sambil melamun dan membiarkan pikirannya melayang. Misal, ketika merasa buntu, terutama saat menulis makalah atau menyusun proposal, biarkan diri kehilangan fokus dan biarkan pikiran pergi ke tempat lain.


3. Memiliki Minat yang Seimbang


Einstein memperlihatkan bahwa keseimbangan belajar itu penting. Dia tetap bermain biola, mempertahankan kehidupan sosial, dan belajar tanpa henti.


Bagi sebagian orang mungkin hal ini terlihat sulit dan membutuhkan keahlian manajemen waktu. Tapi menurut Einstein penting untuk bersikap fleksibel dalam hal minat dan hobi agar bisa belajar lebih banyak dan tertarik pada banyak hal.


4. Cari Tahu Cara Belajar yang Tepat


Salah satu cara belajar Einstein adalah sering meminta teman-teman membuat catatan untuknya di kelas saat dia sedang membaca tentang fisika dan matematika.


Kebiasaan unik ini mungkin tidak bisa ditiru secara langsung, tapi yang jelas Einstein telah memahami bagaimana dia bisa menyimpan informasi dengan baik dan dapat menyesuaikan kebutuhan belajar.


5. Memiliki Lingkungan dengan Orang-Orang Cerdas


Cara ini bukanlah untuk memilih teman, tapi setidaknya kamu memiliki lingkungan dengan orang-orang cerdas agar bisa mendukung gairah untuk selalu belajar.


Hal paling mudah untuk terinspirasi melakukan sesuatu adalah ketika ada orang-orang yang sangat ahli dalam hal itu di sekitar kita. Dalam hal pendidikan dan pembelajaran, Einstein dikelilingi dengan mentor, guru, dan orang-orang yang umumnya menginspirasi.


6. Berpikir Sendiri


Era modern membuat orang banyak memikirkan dan membutuhkan pendapat orang lain tanpa berusaha berpikir sendiri. Hal itu bisa membuat orang akhirnya terjebak dengan apa yang orang lain pikirkan atau katakan.


Einstein pernah sangat curiga terhadap otoritas pendidikan dan terus-menerus mempertanyakan hal-hal yang diajarkan kepadanya. Namun, ia tidak pernah membiasakan berdebat dengan profesor, tetapi mengembangkan kebiasaan berpikir untuk diri sendiri dan di dunia nyata, bukan di media sosial yang terfilter.



7. Anti Drama


Einstein hampir tidak pernah peduli dengan semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Terutama jika berkaitan dengan hal yang tidak menarik dan mengandung banyak 'drama'.


Hal ini bukan memberi contoh keegoisan untuk tidak peduli terhadap lingkungan, tapi membantu agar tidak terjebak dalam drama yang sering ada di media sosial atau sekitar.


Nah, itulah 7 kebiasaan belajar Einstein yang membuatnya jadi Genius. Detikers pernah mencobanya?


Kamis, 18 November 2021

Tegar Karena Allah

Apa pun yang sudah kita bangun dengan ikhlas meraih Ridha Allah SWT, sudah sesuai syariat Allah dan tuntunan Rasulullah SAW maka tegarlah. Setegar batu karang yang tetap kokoh walau diterpa ombak tiada henti. 

Teruslah berjuang di jalan Allah, tetap tegarlah menjadi penolong agama Allah, hanya maut yang menghentikan langkah. 

Turut merasakan beratnya perjuangan Rasulullah sehingga nikmat Iman dan Islam bisa kita rasakan sampai saat ini. Perjuangan tiada henti, perjuangan tak kenal menyerah dan putus asa. Tetap tegar di jalan dakwah menyiar'kan Islam yang sebenarnya.

Jika datang ujian dan masalah kembalikan pada aturan Allah. Al-Quran dan Sunnah dijadikan pedoman dalam penyelesain setiap persoalan. 

Tinggalkan sifat egois dan hawa nafsu, utamakan persatuan, tinggalkan perdebatan, tempuh jalan permusyawaratan untuk cari solusi yang terbaik, yang paling sesuai keinginan Allah dan Rasulullah. 

Ibarat aliran air, mengalir menuju tempat yang rendah, tempat paling rendah yang akan menampung air. Begitu juga Rahmat Allah akan diberikan kepada orang yang paling tawadhu, paling rendah hati. Dialah manusia paling beruntung yang akan mendapat bagian Rahmat Allah yang paling besar. Sebaliknya bagi yang tinggi hati, ibarat air yang hanya lewat saja di tempat yang tinggi. Rahmat Allah tak diberi kepada orang yang tinggi hati. 

Tegar karena Allah, tak peduli penilaian manusia, tak berharap pujian dan penghargaan dari manusia, tak butuh dilihat dan diketahui manusia. Hanya Allah menjadi tujuannya, hanya Rahmat dan Ridha Allah harapannya. Yang tegar tetap berkibar, yang runtuh akan jatuh dan tergantikan dengan generasi yang mencintai dan dicintai Allah. 

Istiqomahlah berjuang di jalan Allah, hingga akhir husnul khotimah. 


Pengingat Diri

Bontang, 19 November 2021

Siti Jamilah

13.42 Wita

Minggu, 14 November 2021

Ketekunan Membawa Keberhasilan

Ibarat tetesan air pada sebuah batu, walaupun tetesan kecil lama-kelamaan batu yang keras akan berlubang. Begitulah sunatullah (hukum alam) kita buktkan. Dari sini kita dapat belajar bahwa ketekunan, kesungguhan dalam mencapai suatu cita-cita atau tujuan, InssyaaAllah akan tercapai. 

Ketekunan, kesunggugan, pantang menyerah dan tidak berputus asa syarat untuk mencapai suatu cita-cita. Kita hanya berusaha maksimal, berdo'a yakinlah Allah SWT yang Maha Rahman, Maha Rahim, Maha Adil akan membalas setiap usaha sesuai apa yang dikerjakan. 

Hasil terbaik adalah yang Allah takdirkan, serahkanlah dan berbaik sangkalah pada setiap taqdir nya. Pasti Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita. 

Usaha dan proses yang Allah nilai, tak ada yang sia-sia selama niat ikhlas dan selalu mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya, semua mendapat balasan terbaik dari Allah SWT. 

Masih banyak cita-cita yang ingin kucapai, diantaranya : memahami Bahasa Arab agar dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits. Hafal Al-Qur'an 30 juz dan hadits-hadits, dapat memahaminya, mengamalkan dan mendakwahkannya. Semoga Allah SWT memberikanku karunia untuk dapat mencapainya serta meridhaiku, Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. 

Bontang, 15 November 2021
Siti Jamilah
08.06 Wita

Mendapat Rahmat Terbesar dalam Majelis Ilmu


Sumber : Pengajian Guru Bakhiet, Ulama Barabai, Kalimantan Selatan. 

Air akan mengalir ke tempat yang rendah. Jumlah air terbesar adalah bagian yang paling rendah. 

Rahmat ibarat air. Dalam majelis ilmu, orang yang paling banyak mendapat Rahmat Allah SWT adalah yang paling rendah hatinya. Orang yang merasa paling buruk, paling banyak dosanya, selalu memandang orang lain lebih baik daripada dirinya. Dialah orang yang paling rendah hati yang mendapat bagian terbesar dari Rahmat Allah SWT dalam majelis ilmu. 

Saat menyampaikan ilmu di suatu majelis, Khalifah Umar bin Abbul Azis menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling banyak dosa dalam majelis tersebut. Begitulah contoh ketawadhuan, kerendahan hati seorang pemimpin yang sangat adil. 

Patutlah kiranya kita meneladani sifat rendah hati yang telah dicontohkan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz. Seorang khalifah, pemimpin setaraf Presiden tidak membuatnya merasa tinggi dan mulia dengan jabatannya. Sejarah membuktikan saat kepemimpinan beliau rakyat merasakan keadilan dan kesejahteraan secara merata, sampai-sampai pada masa itu kesulitan untuk mencari orang yang berhak menerima zakat, karena semua rakyatnya hidup makmur sejahtera. 

Rahmat Allah SWT merupakan anugerah yang sangat besar. Beruntunglah orang berhasil mendapatkannya. Sifat rendah hati mendatangkan Rahmat yang besar. Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah, taufik dan inayahnya kepada kita agar selalu bersifat rendah hati dan layak mendapatkan Rahmat-Nya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin. 


Bontang, 14 November 2021

Siti Jamilah

17.55 Wita

Jumat, 05 November 2021

Dengan Iman Kuat Bertahan

Seorang lelaki tua dengan semangat dia bekerja

Di bawah terik matahari yang membara

Menyapu jalanan sebagai petugas kebersihan

Walau tak seberapa rupiah dia dapatkan

Demi anak istri ikhlas dia lakukan


Bekal iman di dalam dada

Ridha menerima semua takdir Sang Kuasa

Prasangka baik selalu dalam hatinya

Berkerja dengan riang gembira

Wujud berkhidmat kepada Sang Pencipta


Zikir selalu dia lantunkan

Sambil bekerja dengan kesyukuran

Dapat menjadi manusia yang berguna

Bagi masyarakat, negara dan agama


Hidup mulia bukan dilihat dari jenis pekerjaan

Tapi dari keimanan dan ketaqwaan

Kebahagiaan dan ketenangan selalu didapatkan

Jika ridha Allah menjadi tujuan


Bontang, 05 November 2021

Siti Jamilah

21.23 Wita

Hadits Ketigabelas

 🎁📚🎁📚🎁📚🎁📚🎁 *Terjemah Hadits Ketigabelas :* Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi w...